Jumat, 27 Juni 2025

ARTIKEL (Dinamika Komunikasi Interpersonal Dalam Persahabatan)

Dinamika Komunikasi Interpersonal Dalam Persahabatan


Oleh: Mohammad Faisol, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura,  mohammadfaisol032@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas secara mendalam dinamika komunikasi interpersonal dalam konteks persahabatan, khususnya pada kalangan mahasiswa yang hidup dalam lingkungan sosial yang dinamis dan multikultural. Komunikasi interpersonal tidak hanya menjadi jembatan pertukaran informasi, tetapi juga berperan sebagai mekanisme utama dalam membentuk, memperkuat, dan mempertahankan relasi persahabatan yang sehat dan tahan terhadap perubahan. Menggunakan teori komunikasi interpersonal Devito dan model Johari Window, artikel ini mengupas konsep keterbukaan diri, empati, dan kepercayaan sebagai elemen sentral dalam relasi antarpribadi. Selain itu, dibahas pula tantangan dalam komunikasi seperti konflik, kesalahpahaman, perbedaan budaya, serta pengaruh media sosial terhadap kualitas hubungan persahabatan. Dengan pendekatan teoritik dan analisis studi sebelumnya, artikel ini menekankan pentingnya pengembangan keterampilan komunikasi interpersonal yang berkelanjutan untuk memperkuat hubungan sosial yang bermakna di era digital.

Kata Kunci: komunikasi interpersonal, persahabatan, keterbukaan diri, konflik, media sosial

Abstrak

This article thoroughly explores the dynamics of interpersonal communication in the context of friendship, particularly among university students living in dynamic and multicultural social environments. Interpersonal communication serves not only as a medium of information exchange but also as a primary mechanism for forming, strengthening, and maintaining healthy friendships resilient to change. Drawing on Devito’s theory of interpersonal communication and the Johari Window model, this article discusses self-disclosure, empathy, and trust as central elements of interpersonal relationships. It also examines challenges in communication such as conflict, misunderstandings, cultural differences, and the influence of social media on the quality of friendships. Through theoretical approaches and the analysis of prior studies, the article highlights the importance of developing sustainable interpersonal communication skills to nurture meaningful social relationships in the digital era.

Key word: Interpersonal communication, Friendship, self disclosure, conflict, social media

1.     Pendahuluan

Dalam komunikasi interpersonal memainkan peran penting dalam membentuk, memelihara dan memperdalam relasi persahabatan, Salah satu bentuk relasi sosial yang paling umum dan bermakna adalah persahabatan. Di kalangan mahasiswa, relasi ini menjadi fondasi penting dalam proses penyesuaian sosial, pembentukan identitas, serta dukungan emosional selama masa transisi dewasa awal. Namun, tidak semua persahabatan berlangsung tanpa hambatan. Banyak relasi pertemanan yang renggang bahkan putus akibat kegagalan dalam menjaga kualitas komunikasi. Menurut DeVito (2016), komunikasi antar probadi melibatkan proses penyampaian pesan antara dua individu yang bertujuan untuk menciptakan kedekatan emocional. Teori social penetration dari Altman & Taylor (1973) menjelaskan bahwa keterbukaan diri menjadi pondasi dalam membangun keintiman. Disisi lain, Johari Window (Luft & Ingham, 1955) menyoroti pentingnya kesadaran diri dan saling mengenal dalam hubungan interpersonal. Permasalahan seperti konflik, kesalahpahaman dan perbedaan budaya dapat mengganggu dinamika persahabatan, namun juga dapat diatasi dengan melalui komunikasi terbuka dan empati. Komunikasi ini bukan sekadar penyampaian informasi, melainkan jembatan untuk membangun kepercayaan, memahami perasaan satu sama lain, dan menumbuhkan empati. Dalam konteks persahabatan, komunikasi interpersonal memiliki posisi yang sangat sentral ia bisa menjadi pengikat yang menguatkan, atau justru menjadi pemicu perpecahan apabila tidak dikelola dengan baik.


2.     Pembahasan

Dalam komunikasi interpersonal terdapat beberapa komponen yang berkontribusi terhadap kekuatan dan keberlangsungan sebuah persahabatan. Komponen tersebut antara lain keterbukaan diri, empati, kepercayaan komunikasi nonverbal, dan resiprositas, untuk memberikan pemahaman yang lebih terstruktur, berikut adalah tabel yang menggambarkan masing masing elemen beserta perannya dalam persahabatan:

Elemen Komunikasi Interpersonal

Peran Dalam Persahabatan

Keterbukaan diri

Meningkatkan saling rasa percaya dan memperkuat ikatan emosional antar sahabat

Empati

Mendorong pemahaman mendalam terhadap kondisi emosional sahabat dan menciptan hubungan yang sportif

Kepercayaan

Menjadi pondasi utama relasi yang stabil dan tahan terhadap konflik atau perubahan

Komunikasi nonverbal

Memperjelas makna pesan dan menunjukkan ketulusan dalam interaksi sehari-hari

Resiprositas

Menciptan keseimbangan dalam memberi dan menerima dukungan emosional maupun sosial

Dari kelima elemen ini bekerja secara sinergi dalam membentuk kualitas hubungan antar sahabat. Contohnya, seseorang yang terbiasa menunjukkan empati dan keterbukaan cenderung lebih mudah membentuk hubungan yang bermakna, sebeliknya, kurangnya salah satu elemen dapat menghambat proses penguatan ikatan persahabatan, bahkan memicu ketegangan interpersonal.

Komunikasi sebagai Fondasi Relasi Persahabatan. Persahabatan yang sehat tumbuh dari proses komunikasi yang konsisten, terbuka, dan jujur. Pertemanan tidak bisa hanya didasarkan pada interaksi sesekali, tetapi pada kualitas komunikasi yang memungkinkan kedua individu merasa didengar, dimengerti, dan diterima. Hal ini ditegaskan oleh Knapp & Vangelisti (2010), yang menyatakan bahwa komunikasi interpersonal dalam persahabatan harus mengandung kejujuran, resiprositas, dan sensitivitas emosional. Bentuk komunikasi interpersonal dalam persahabatan meliputi pertukaran cerita pribadi, ekspresi empati ketika sahabat mengalami kesulitan, hingga dukungan moral saat menghadapi tekanan akademik atau keluarga. Tanpa adanya komunikasi semacam ini, relasi persahabatan akan bersifat dangkal dan mudah terputus.

Keterbukaan Diri dan Model Johari Window. Salah satu aspek penting dalam komunikasi antar sahabat adalah keterbukaan diri (self-disclosure). Keterbukaan diri merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain, seperti perasaan terdalam, pengalaman masa lalu, atau aspirasi masa depan. Devito (2016) menyebutkan bahwa keterbukaan adalah bentuk tertinggi dari kepercayaan dan kedekatan dalam komunikasi interpersonal. Model Johari Window menjadi alat konseptual yang membantu memahami dinamika keterbukaan dalam relasi antarpribadi. Model ini membagi kesadaran diri menjadi empat area: terbuka, tersembunyi, buta, dan tidak dikenal. Dalam persahabatan yang sehat, “daerah terbuka” cenderung meluas karena kedua pihak merasa aman untuk saling berbagi dan menerima feedback secara jujur. Proses ini menumbuhkan kedekatan emosional yang lebih dalam dan mengurangi potensi kesalahpahaman.

Tantangan dalam Komunikasi Persahabatan. Komunikasi dalam persahabatan tidak selalu berjalan mulus. Konflik, perbedaan sudut pandang, dan kesalahpahaman adalah bagian tak terhindarkan dari dinamika relasi. Permasalahan ini bisa muncul karena perbedaan nilai, gaya komunikasi, atau ekspektasi yang tidak diungkapkan secara terbuka. Misalnya, satu pihak merasa tidak dihargai ketika sahabatnya tidak segera membalas pesan, sedangkan pihak lain menganggap itu hal biasa. Penelitian dari Komunikologi (2020) menunjukkan bahwa mahasiswa dari latar belakang etnis yang berbeda sering kali mengalami ketegangan komunikasi karena stereotip budaya yang melekat. Jika tidak ada empati dan keterbukaan untuk memahami perbedaan tersebut, konflik kecil bisa berkembang menjadi keretakan hubungan. Strategi untuk mengatasi konflik dalam persahabatan meliputi penggunaan bahasa yang asertif, pendengaran aktif, dan penghindaran komunikasi yang agresif-pasif. Selain itu, kesediaan untuk meminta maaf dan memberi maaf juga menjadi indikator kedewasaan komunikasi interpersonal.

Peran Media Sosial dalam Relasi Sahabat. Kemunculan media sosial telah membawa transformasi besar dalam cara individu menjalin dan memelihara hubungan. Di satu sisi, platform seperti WhatsApp, Instagram, atau Twitter memungkinkan komunikasi lebih cepat dan luas, sehingga mempermudah sahabat yang berjauhan untuk tetap terhubung. Di sisi lain, komunikasi digital sering kali kehilangan nuansa nonverbal seperti ekspresi wajah atau intonasi suara, yang justru krusial dalam menyampaikan makna emosional. Penelitian oleh Lim et al. (2023) menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi memainkan peran mediasi yang penting antara gaya keterikatan individu dan kualitas hubungan persahabatan yang dijalani secara daring. Jika individu memiliki keterampilan komunikasi rendah, maka penggunaan media sosial cenderung memperburuk relasi karena rawan terjadi salah tafsir dan asumsi yang keliru.


3.     Penutup

Komunikasi interpersonal bukan hanya sekadar alat tukar informasi, melainkan landasan utama yang menopang relasi persahabatan. Kualitas hubungan antar sahabat sangat ditentukan oleh sejauh mana mereka mampu membangun komunikasi yang terbuka, empatik, dan penuh kepercayaan. Tantangan-tantangan seperti konflik, kesalahpahaman, dan perbedaan budaya seharusnya tidak dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai peluang untuk memperkuat relasi melalui komunikasi yang matang. Dalam era digital yang serba cepat, keterampilan berkomunikasi secara sadar dan reflektif menjadi kunci untuk menjaga keutuhan dan kedalaman relasi persahabatan. Maka, penting bagi setiap individu untuk terus mengasah kemampuan komunikasi interpersonal agar dapat membina persahabatan yang sehat, langgeng, dan bermakna.


 

Daftar Pustaka

Devito, J. A. (2016). The Interpersonal Communication Book. Pearson.

Knapp, M. L., & Vangelisti, A. L. (2010). Interpersonal Communication and Human 
Relationships. Pearson.
Komunikologi. (2020). Menjalin Persahabatan Antar Mahasiswa Berbeda Etnis MelaluiRelationships. Pearson.
Cahaya Mandalika Journal. (2024). Dinamika Pengungkapan Diri Dalam PersahabatanMahasiswa Di Indekos.
Lim, A. S., et al. (2023). Attachment Style, Friendship Quality and the Mediating Effect ofCommunication Skills in Young Adults Friendship.


1 Komentar:

Pada 23 Juli 2025 pukul 01.27 , Blogger Faisol mengatakan...

Hebatt💪

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda